Monday, June 29, 2015

Cara membuat makanan fermentasi untuk hewan ternak


Cara membuat  makanan fermentasi untuk hewan ternak


Mengapa kita harus menggunakan makanan fermentasi untuk hewan ternak? , ya karena makanan fermentasi bisa merinngankan beban kerja (ngarit) dan juga sebagai pembantu penggemukkan hewan ternak. Perbedaan fermentasi dengan makanan alami.


Makanan alami:
  •  pakan dari makanan alami banyak yang terbuang.
  •   Sisa dari makanan hanya sedikit yang bisa di campur dengan kotoran ternak itu sendiri.
  •   Bau kotorannya terlalu menyengat.
  •   Tidak semua makanan alami mau dimakan oleh hewan ternak.
  •   Sebagian makanan alami dapat membuat kembung bagi hewan ternak.
  •   Sebagian makanan alami berbahaya jika tidak difermentasi dulu, contohnya singkong karet.

Makanan Fermentasi:
  •  Sisa makanan yang sudah difermentasi relative lebih sedikit.
  • Sisa makanan yang tidak habis bisa dijadikan untuk campuran pupuk organik dari kotoran ternak itu sendiri.
  •  Bau kotorannya tidak bau.
  •  Bisa bertahan lama.
  •  Lebih irit tenaga.
  •  Hampir semua tumbuhan bisa dijadikan fermentasi untuk hewan ternak, walaupun itu mulanya bahaya sebelum difermentasi . contohnya daun singkong. Daun singkong mulanya bhaya jika dimakan oleh hewan ternak, tapi setelah difermentasi menjadi tidak bahaya lagi untuk makanan hewan ternak.

Oke mari kita bahas mengenai cara membuat membuat makanan ferementasi untuk hewan  ternak.
Pertama- tama kumpulkan dedaunan yang biasa dimakan oleh hewan ternak. Disini supaya lebih mudah akan saya berikan sample yaitu daun singkong/ketela. Kumpulkan sebanyak atau secukup mungkin. Kemudian, alumkan dengan cara di panaskan dibawah terik matahari. Mengapa harus kita alumkan dedaunannya?, ya ini supaya dapat mengurangi kadar air di daun tersebut. Ini kira-kira dialumkan sampai kadar airnya berkurang hingga 20% saja, ingat jangan sampai dedaunan tersebut di jemur sangat kering, karena kadar air yang sedikit didaunan tersebut sangat berpengaruh juga di fermentasi nantinya.
Jika sudah alum. Selanjutnya kita cacah menggunakan mesin giling atau mesin cacah. Jika tidak mempunyai mesin cacah, kita bisa gunakan cara manual dengan cara mencacah dedaunan singkong tersebut dengan golok secara kecil-kecil dan merata.
Apabila sudah dicacah atau digiling, daun tersebut diberi obat atau disemprot menggunakan tetes (tebu) serta ditaburi dengan mineral hewan ternak. Pada dasarnya jika tidak ada tetes tebu bisa gunakan air gula, karena itu untuk merangsang bakteri fermentasi berkembang di dalam drum agar terjadi fermentasi. Di dalam derum itu bisa juga di tambahkan vitamin, jamu, dan lain-lain. Setelah itu kita masukkan kedalam drum plastik dan diapadatkan sampai tidak ada sela untuk penguapan udara (diinjak-injak sampai padat). Karena jika masih ada udara banyak didalam drum itu akan terjadi pembusukkan. *jika anda tidak mempunyai drum plastik anda bisa gunakan plastik terpal untuk pembuatan fermentasi, tapi hasil dari drum plastik lebih baik daripada menggunakan plastik terpal.
Biasanya makanan fermentasi bisa bertahan sampai lebih dari 6 bulan, bahkan bisa lebih dari 6 bulan jika itu sangat padat dan penyimpanannya dirawat dengan baik.

oke kalo masih bingung, akan saya jelaskan menggunakan foto dibawah ini:


 diatas ini adalah kulit singkong yang baru saja dikirim dari pabrik. ini adalah sisa-sisa atau limbah dari pablik singkong. pertama kita jemur secukupnya.
 kemudian kita masukkan kedalam drum plastik dan sekalian disemprotkan dengan tetes gula ditambah campuran jamu lainnya supaya hewan ternak lebih sehat.


tutup rapat-rapat. bisa di tunggu hasilnya 1-2 hari. 
padatkan secara merata serta juga disemprot oleh tetes gula.
bisa kita lihat betapa lahapnya kambing memakan makanan fermentasi.


ini adalah ciran gula yang akan di campur oleh makanan ternak hewan.

jika anda tidak mempunyai drum plastik yang besar. maka anda dapat menggunakan alternative ke 2, yaitu menggunakan terpal plastik yang extra besar. tapi ingat ini juga harus tetap dipadatkan, sama seperti di drum plastik tadi dan ditutup rapat-rapat.


   
Sumber ini didapat dari bapak Maryanto, SE . 
Info lebih lanjut bisa berkunjung ke perternakannya. Tepatnya di Gg. Kaktus no 14, sukung, kelapa tujuh, kotabumi, lampung utara, lampung.  atau bisa bertanya-tanya di akun gmail rodhithoriq@gmail.com

No comments:

Post a Comment