Sunday, April 10, 2016

beratnya hidup sebagai petani


Makanan orang Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya nasi. yaa nasi nasi yang itu berasal dari olahan padi menjadi beras yang dimasak hingga jadilah nasi. Pernahkah kalian sebelum makan bersyukur dulu karena kalian tidak harus berkerja sebagai petani dulu untuk memakan sesuap nasi? . Mungkin kalian berkuasa atas limpahan uang yang dimiliki saat ini. tapi apakah uang yang selama ini kalian kumpulkan bisa kalian makan langsung? Kan juga tidak. Maka dari itu syukurilah rezeki yang ada, serta berterima kasihlah kepada petani dengan cara tidak membuang Cuma-Cuma sisa makanan yang kita makan sehari-hari. Di bawah ini akan saya jelaskan kepada kalian betapa beratnya kerja sebagai petani, yang mungkin bermanfaat bagi kita semua untuk bisa lebih bersyukur dan tidak kufur nikmat yang telah di berikan Allah SWT di dunia ini.
Bersyurlah kalian tidak pernah diharuskan memanen padi dulu sebelum memakan nasi putih. Apa kalian pernah merasakan lelahnya para petani memanen padi untuk dijadikan sebutir beras?. Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah merasakan, tapi bagi yang belum? Bagaimana? . yaa ini akan kita bahas bagaimana sulitnya para petani memanen padi untuk dijadikan sebutir beras. Menurut perhitungan saya sendiri, keuntungan dari para petani padi itu tidak sebanding lurus dengan kerja keras mereka selama ini. Mengapa?, ya jika kalian berpikir tenaga serta uang yang mereka keluarkan itu juga tidak sedikit. Dari yang itu ngarit, bayar pekerja, sampai menggilingnya menjadi beras, itu belum termasuk luka serta bahaya lainnya jika mereka sedang memanen saat di sawah. Di sawah mereka harus siap gatal, siap lelah, siap terkena binatang berbahaya yang ada di sawah.
Dari sini mungkin kalian hanya bisa membayangkan, tapi kalian tak akan bisa merasakan betapa susahnya perjuangan para petani untuk membuat beras demi makan kalian sehari-hari. Di sini akan saya ceritakan pengalaman saat membantu kakek saya memanen di sawah, yaa mungkin hanya sehari saya dapat membantu mbah saya, dikarenakan hanya bisa perpulangan 1 hari saat dirumah. Jadi, selayaknya cucu yang berbakti kepada  mbahnya maka saya mau tidak mau harus membantu mbah saya ke sawah. Ini pengalaman saya saat di sawah.
1.       Tulang punggung sakit (boyokkan) dan lutut linu
Ini tantangan pertama bagi para petani padi di sawah saat ingin memanen. Mereka harus jongkok atau merunduk untuk memotong padi dikumpulkan menjadi  tumpukan padi supaya padi nanti tinggal di angkat ke pusat penggilingan. Ini anda harus tahan lelah, telaten, serta konsentrasi. Karena mengapa? Karena, jika tidak konsentrasi saat memotong bisa-bisa jari kita menjadi korban sayatan arit.
2.       Gatal-gatal yang luar biasa
Mengapa saya bilang begitu?. Ya karena, saat saya mengangkat padi yang sudah dipotong tadi unuk dibawa kepusat penggilingan, badan ini sangat gatal, khususnya di bagian leher. Rasa gatal dari manen padi itu masyaAllah luar biasa gatalnya, susah untuk menghilangkannya dalam sekejap. Bahkan, saat sudah di rumah atau 2-3 hari setelah manen, masih terasa rasa gatalnya. Dan iu tidak boleh di garuk, karena jika digaruk itu malah menjadi luka.
3.       Berhadapan dengan hewan predator.
Ya bertemu hewan predator. Walaupun hewan-hewan di sawah itu kecil-kecil teman, tapi ya ampun hewan-hewan predatornya sangat mengerikan. Contoh saja tomcat dan pitak. Mungkin teman-teman semua sudah tau tomcat, tomcat tidak menyengat atau menggigit. Cairan hemolimf yang terdapat di dalam badan (kecuali sayap) kumbang ini mengandungi racun sentuhan hewan yang paling berbisa di dunia. Toksin ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24 H43 O9 N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 12x lebih mematikan dari bisa ular kobra. (- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/03/21/18914-tomcat-si-mungil-yang-mengandung-racun-berbahaya.html#sthash.DLm8Xmdj.dpuf)
4.       Kulit menjadi tambah eksotis
Ya tidak bisa dipungkiri lagi. Orang yang sering ke sawah itu kulitnya tambah eksotis, yak arena orang yang sering ke sawah itu harus berhadapan langsung dengan panasnya terik matahari. Ya gak salah jika kulit para petani Indonesia itu kulitnya pada eksotis semua, jadi idaman kulit orang eropa dan amerika. Jadi buat para pembaca yang ingin menjadikan kulitnya eksotis maka bertanilah di sawah dari pagi sampe sore hari.
Naaaaah,  itu tadi tantangan kita saat memanen padi di sawah. Yang di atas itu baru membahas saat memanen padi di sawah, belum saat menanam dan merawatnya. Menanam padi juga melelahkan, apalagi saat kita merawatnya itu juga membutuhkan tenaga yang besar, dari yang kita harus mengangkut mesin air, menunggu sawah, serta hal-hal yang melelahkan lainnya yang mungkin belum di rasakan oleh orang lain selain petani. Ya tidak semua bekerja sebagai petani itu merugikan, ada juga pengalaman yang gak pernah dirasakan orang biasa selain petani. Contohnya ini

1.       Makan di sawah itu lebih nikmat
Entah kenapa kalau kita makan atau sarapan di sawah itu lebih nikmat, mungkin dari tempatnya yang gak bakalan bisa di bandingin dengan tempat lain.
2.       Terhindar dari sakit
Ya banyak riset membuktikan kalau para petani itu jarang sakit. Itu menandakan bahwa tubuh petani kebal terhadap penyakit, ya mungkin karena kerja mereka yang ikhlas untuk memberikan beras terbaik bagi masyarakat. Maka dari itu petani di berikan kesehatan oleh Allah SWT untuk tetap fit berkerja.
3.       Tubuh yang proporsional dan kuat
Ini juga termasuk keuntungan menjadi petani yaitu kuat dan tubuh ideal. Menurut saya sendiri petani yang gemuk itu bisa di itung dengan jari, ya sangat jarang petani yang gemuk. Jadi buat para pembaca yang ingin diet atau mengolah tubuh menjadi ideal itu ya cobalah menjadi petani. Selain itu tubuh juga kuat, mungkin karena sering berkerja keras menjadi kebiasaan yang lumrah sehingga tubuh menjadi kuat dengan sendirinya.
4.       Belajar bersyukur
Ya, menjadi petani mengajarkan kita untuk bersyukur. Bersyukur dalam arti tidak protes dengan yang dipunyai serta tidak haus harta. Dibandingkan para pejabat di gedung pemerintahan sana dengan petani, kejadian korupsi itu hanya ada di gedung pemerintahan dan mungkin di sector pertanian itu jarang bahkan hampir tidak ada yang namanya korupsi.
5.       Belajar untuk menjadi orang yang susah
Ada yang bilang “jika ingin sukses itu harus belajar dulu kerasnya hidup di dunia, baru bisa kita nikmati hasilnya di akhir” . ya mungkin itu bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak bermalas-malasan di dunia serta belajar kerasnya hidup di dunia ini, supaya tidak kaget jika kita di masadepan jatuh miskin. Kita sudah punya bekal bahwa kita dulu berawal dari bawah dan kita siap untuk bangkit kembali. Hidup itu keras kawan “jika kita tidak menginjak, maka kita sendiri yang akan diinjak-injak oleh penjahat berijazah di atas sana” itu prinsip saya. Maka dari itu siapkan diri untuk menginjak-injak penjahat berijazah atau biasa disebut preman Negara alias koruptor.

 Semoga bermanfaat kawan sekaligus pembaca_

No comments:

Post a Comment