apa guna rasa khawatirku
jika itu hanya akan menyudutkanku
apa guna rasa cemburuku
jika itu hanya membuat tangis orang disekitarku
apalagi yang menangis orang yang penting bagiku
berikan aku yang terbaik ya Allah
terbaik untuk mememndam rasa terlalu ini terhadap fitrah
rasa yang mudah di sembunyikan disaat yang darurat
jangab biarkan sikapku ini hanya akan membuat luka
luka yang terus menerus dimasalah yang sama
terus saja aku berusaha tapi apa daya
tetap saja aku tak bisa menyembunyikan rasa takut ini padanya
aku disini masih merasa sendiri dan masih tak kuasa
masih adakah secercah harapan di balik asa?
atau memmang setiap masalah harus diimbangi dengan tangis?
atau apakah kisah ini yang memang teralu tragis?
aku tak peduli mau itu tragis, pelik atau sadis
aku hanya akan berusaha sebisaku sampai waktu ini habis
tak peduli seberapa besar besar halangan yang yang melintang
juga tak peduli apa-apa didepan yang meenghadang
aku hanya punya satu tekad untuk melakukan dengan tenang
dan yakin bahwa aku yang pantas untuk menang
tolong sadarkan aku dan dia untuk mencintai tanpa bimbang
jangan hadapkan padaku lagi dengan cobaaan orang yang datang
dan biarkan aku sekarang bebas untuk menikmati manisnya kehidupan
Di blog ini akan menjelaskan tentang pengalaman hidup, tips-tips mutu, pendidikan, cara-cara bertani, berternak, dan lain-lain. yang pasti dengan penjelasan yang mudah untuk dicerna serta dengan topik unik dan menggelitik.
Tuesday, June 14, 2016
Monday, May 9, 2016
Misteri nama RODHI THORIQ SAJID
Bagi yang bertanya-tanya apa arti nama saya, disini akan
saya jelaskan arti dan sejarah nama saya sendiri. Sejarah dari nama saya
sendiri itu jika di artikan perkata adalah :
RODHI = ridho/keridhoan, atau di dalam Al qur’an yang
artinya ikhlas
THORIQ = jalan/perjalanan malam, atau makna tersirat lain di
dalam Al qur’an itu berarti cahaya yang menerangi pada malam hari (bintang,
bulan, dll)
SAJID = dalam Al
qur’an yang artinya sujud/bersujud.
Jika ketiga kata tersebut digabungkan akan menjadi :
Keikhlasan di jalan sujud. Sedikit nyambung tetapi tidak
bisa menjelaskan apa arti sebenarnya nama rodhi thoriq sajid. Dan ini yang akan
saya bahas di sini.
Jadi waktu tahun 1998 ibu saya di amanahi oleh pamannya
untuk menjaga ke-5 anaknya, dikarenakan paman dari ibu saya waktu itu sedang
naik haji. Bukan main, ke-5 anak itu rata-rata masih pada balita bahkan anak
ke-5 atau anak bungsu paman ibu saya itu umurnya baru 1 tahun, ditambah ibu
saya ditahun dan ditempat yang sama masih mengandung anak calon pemimpin bangsa
(Aamiin ya rabbalamiin) , ya itulah saya yang sedang di kandung oleh ibu saya.
Bisa anda bayangkan bagaimana repotnya seorang ibu yang mengandung di tambah
harus mengurus 5 anak lagi amanah dari pamannya? Ya buktinya adalah ibu saya
sendiri yang pernah merasakannya.
Cerita berlanjut saat ibu saya mulai mendekati hari lahirnya
calon pemimpin bangsa ini yaitu saya sendiri. Saat itu dikisahkan saat saya
ingin lahir ke dunia ini, 4 orang anak paman saya yang di amanahi ke ibu saya
pada sakit semua, yang tidak hanya anak terkhir yang saat itu baru berumur
kurang dari 1 tahun. Jadi kerepotan bertambah saat ibu saya sudah mendekati
hari untuk melahirkan saya. Belum sampai
disitu saja, ternyata saat itu antibodi ibu saya mulai menurun dan saat itu
juga ibu saya terkena penyakit DBD (demam berdarah) padahal sedang mengandung
saya pada waktu itu.
Berlanjut saat detik-detik mulai keluarnya calon pemimpin bangsa
ke dunia ini, ibu saya tak juga kunjung sembuh, serta 4 orang anak pamanya yang masih
sakit. Bapak saya pun mau tidak mau harus lebih repot lagi. Karena beliau harus
mengurus istrinya yang sedang mengandung calon pemimpin bangsa serta juga
mengurus 4 orang anak paman ibu saya yang sedang sakit juga bayi yang baru
berumur kurang dari 1 tahun. Jadi waktu
itu dikisahkan ibu saya sudah berada di rumah sakit bidan bu mul. Susternya
menyarankan ibu saya untuk melahirkan dengan cara caesarean, memang sudah tidak
memungkinkan lagi untuk ibu saya bisa melahirkan melahirkan saya dengan cara
normal, ini dikarenakan sudah terlalu lemas karena sakit DBD. Tetapi saat bidan
bu mul datang, dia yakin bahwa ibu saya masih bisa melahirkan dengan cara
normal tidak harus menggunakan cara caesarean.
Drama mulai terjadi saat detik-detik calon pemimpin bangsa
ini ingin keluar ke dunia ini, ini terjadi hari kamis sekitar jam 11.30 malam
WIB, yaaa bisa dibilang lahir pada malam jum’at. Karena bu mul menjelaskan
kalau persentase keselamatan antara ibu dan anak tidak sampai 100%. Saat itu
bapak saya harus mencoba untuk ikhlas, terus sholat dan berdo’a untuk meminta
yang terbaik dari-Nya. Ibu saya melihat dari kamar salin, kalau bapak saya
tidak henti-hentinya sujud untuk memminta perlindungan. Akhirnya saat saya
keluar, ternyata saya dan ibu saya selamat dan sehat semua. Dari situ bapak
saya menangis dan langsung sujud syukur di tempat.
Dari cerita tersebut,
dapat di ambil kesimpulan kalau nama RODHI THORIQ SAJID artinya adalah:
RODHI = ikhlas
Jadi bapak saya memang dari awal sudah mengikhlaskan saya
untuk ada di dunia dari awal atau malah sebaliknya. Mungkin dibalik dari adanya
saya lahir di dunia ini bertujuan untuk perubahan bangsa ini menuju harapan
yang lebih baik. Maka dari itu Allah SWT juga ridho dan ikhlas jika saya di
lahirkan di dunia ini dan masih hingga saat ini, tinggal menunggu saja kapan
saya bisa membuktikan kalau anak yang lahir dari kesulitan lahirnya, bisa
membuat bangsa ini mengguncang dunia walaupun itu sulit, dan tidak semudah
membalikkan telapak tangan. Kita do’akan saja semoga anak ini bisa sesuai
dengan cita-citanya, yaitu membuat bangsa ini mengguncang dunia agar tidak
diremehkan lagi oleh bangsa lain, serta bisa membuat bangsa ini maju seperti
zaman sahabat kekhalifahan rasulullah SAW.
THORIQ = perjalanan malam
Maksud dari perjalanan malam ini, karena saat saya muncul
kedunia ini adalah pada malam hari. sekitar beberapa menit ingin masuk ke hari
jum’at, maka dari itu diberi nama thoriq. Serta ini juga sebagai arti cahaya
yang muncul pada malam hari karena saya anak pertama yang itu pasti orang tua
punya harapan lebih kepada anak pertama juga pasti anak pertama mempunyai
tempat tersendiri di hati para orang tua. Jadi bagi anak pertama jangan pernah mengecewakan
harapan orang tua. Jadilah panutan bagi adik-adiknya, supaya kedepan
adik-adiknya menjadi termotivasi untuk melakukan hal yang lebih besar dari
kakaknya. Terus berkarya buat anak pertama, jangan pernah mau kalah dengan
kemalasan, ingat adik-adikmu melihat kamu sebagai tolak ukur perjalanan
hidupnya.
SAJID = sujud
Sajid yang berarti sujud. makna tersiratnya mungkin
mengartikan kalau harapan orang tua itu berharap kalau anaknya terus patuh
terhadap Allah SWT, orang tua, serta peraturan yang ada. Yaa itu mengartikan
bahwasanya kalau saya di harapkan untuk terus menjauhi segala larangan-Nya juga
tetap menjaga diri untuk tetap patuh kepada Allah SWT. Jadi bagi para pembaca,
tetaplah berpegangeguh terhadap akidah kalian, jangan sampai kalian rela
melepas akidah kalian demi gemerlapnya dunia. Bersabarlah, kelak kita akan
bahagia selamanya di akhirat bersama orang-orang yang kita cintai, maka dari itu
bersabarlah. Hidup di dunia ini tidak lama kawan, kita hanya sebrntar di dunia
ini, selebihnya kalian akan memilih untuk tinggal di syurga atau di neraka.
Jadi itu semua arti dari nama saya sendiri, yang sekarang
mungkin bukan menjadi misteri lagi karena sudah saya jelaskan sejarahnya hingga
sampai ke akar-akar.
Semoga bermanfaat kawan sekaligus pembaca_
Sunday, April 10, 2016
fauzan ahyar : Doa Aufa
Hari
ini tidak kalah ramai dari kemarin. Sudah biasa, anak-anak kecil membludak di
masjid setiap sore hari bulan Romadhon untuk TPA. Aku berada ditengah-tengah
mereka, membimbing dan mendidik mereka sebagaimana mestinya.
Anak-anak
tidak terlalu terkesan dengan caraku berkomunikasi dengan mereka. Mungkin
karena aku juga tidak terlalu menyukai anak-anak. Terlebih lagi aku mengampu
anak kelas 3 SD, dan mereka selalu bosan setiap kali aku mengajar, sehingga
mereka lebih memilih untuk lari-larian bersama teman-temannya.
“Sekarang
kita akan belajar tentang sholat, ada yang tau sholat ada berapa?” ujarku
lantang.
“Limaaaa..,”
jawab mereka.
“Mamat,
sebutkan satu persatu!”
“Shubuh,
Dzuhur, …”
Mataku
tidak fokus menyimak apa yang dikatakan Mamat, ekor mataku terganggu oleh suara
seorang anak yang berlarian. Benar saja, anak itu lagi.
“Aufa,
sini duduk! Apa susahnya sih duduk yang anteng, ndengerin!”
Aufa
merengut. Dia salah satu anak yang paling menyebalkan karena nggak pernah memperhatikan
penjelasanku. Dia duduk paling banter hanya dua menit, sebelum akhirnya kembali
berlarian. Dan yang lebih mengesalkan lagi, dia memprovokasi teman-temannya
untuk ikut berlarian.
Aku
pernah mendengar kalau anak yang nakal biasanya hanya ingin mencari perhatian
dari orang lain. Mereka mau belajar, hanya saja kita harus tau cara belajar
yang nyaman untuknya. Aku mendengus, apanya yang mau belajar, sudah bagus kalau
dia mau duduk tenang. Mendengarkan.
“Tuh
kan nggak didengerin,” Mamat mendengus.
Aku
tertegun, “eh iya, iya, dilanjutin.”
Justru
si Aufa yang nyeletuk, “haha, nggak bisa ngelanjutin ya?”
Kujewer
telinga Aufa, “daritadi main-main terus, emang kamu bisa?”
Aufa
meringis sambil mengelak, “lha aku bosen. Eh mas, main game hape aja dong.”
Ingin
rasanya kujewer telinganya lebih kencang, tapi dia sudah meloloskan diri dari
radius tanganku yang akan menjewernya.
Aku
geleng-geleng kepala, “sekarang kita hafalan doa aja yaa. Siapa yang sudah
hafal doa untuk kedua orang tuaa?”
Hampir
semua anak mengacungkan tangan, kecuali tiga anak, yang tentunya ada Aufa
diantara mereka. Aku berhasil menarik tangannya sebelum dia berhasil bangun
untuk lari-larian lagi. “yang sudah hafal setoran sama Mas Zaki ya, kamu tetep
disini, tak ajarin doanya.” Kataku sambil menatap tajam mata Aufa.
Aufa
merengut lagi, “halah mas, mas, mending maen hape aja kayak kemaren.” Aku
melotot, aku benar-benar menyesal kenapa
kemarin aku mengajak mereka bermain hape.
“Gini
aja, kamu tak ajarin doa untuk kedua orangtua, kalo bisa hafal tak kasih
hapenya ke kamu, maen sepuasnya sampe adzan maghrib. Gimana?”
Aufa
tidak menjawab, tapi ekspresinya sedikit berubah. Tanpa basa-basi, aku
menuntunnya membaca doa untuk kedua orang tua itu kata per kata. Dia hanya
menirukan tanpa semangat. Mungkin dalam benaknya ia hanya ingin bermain hape,
tidak ada yang lain.
“Robbighfirli,
robbighfirli, robbighfirli, ulang sepuluh kali.”
Aufa
hanya menirukan saja. Aku tidak peduli, terus kutuntun dia membaca doa itu,
kata per kata.
“Wa
liwaalidayya, wa liwaalidayya, ulang juga sepuluh kali.”
Ia tidak menolak, ia mengikuti setiap kata
yang kubaca. Tanpa kuduga, ia bisa melafalkannya lebih baik dari
teman-temannya, walau belum hafal sepenuhnya.
“Udah
aja mas, bosen!” Aufa menarik tangannya dari genggamanku, lalu tiduran. Mungkin
dia lelah berlarian. Aku benar-benar kesal, kukira dia sudah mau belajar. Tapi
aku tidak menunjukkan kekesalanku padanya, karena aku tahu ia akan menjadi
lebih liar dari sebelumnya apabila aku menegurnya. Aku hampir kehabisan ide
untuk mengajar anak ini.
“Kalo
hari ini kamu hafal, dan besok masih hafal doa ini, tak kasih lima ribu deh,
gimana?” ujarku putus asa. Tiba-tiba dia bangun, setuju.
Dasar
anak-anaaaak!
Aku mendengus dalam hati, kalau setiap hari harus
diiming-imingi seperti ini, bisa dipastikan aku sudah bangkrut total di hari
terakhir TPA. Tapi untungnya kali ini dia lebih serius menghafal. Tapi
konsentrasinya buyar saat teman-temannya mengganggunya.
“Halah,
Faaa, sok-sokan banget pake hafalan doa segala.”
Aufa
kesal, tapi anehnya, dia tidak membalas perkataan mereka. Teman-temannya heran,
aku juga heran.
“Nggak
usah didengerin, fokus hafalan aja.” Aku mencoba mengajaknya untuk fokus
kembali. Aufa juga mencoba untuk mengulangi hafalannya, mengabaikan
teman-temannya. Tapi yang mengejek-nya tidak hanya satu dua orang, membuatnya
kesal dan dia benar-benar berhenti.
“Udah
lah mas, nggak bakalan hafal juga.” Kata Aufa pesimis.
“Besok
kukasih lima ribu, lho.” Ujarku mengiming-iminginya. Dia tetap tidak bergeming,
diam seribu bahasa. Aku terus membujuknya untuk mengulang hafalannya sekali
lagi, tapi dia tetap diam. Kesal.
Aku
ikut terdiam. Beberapa menit berlalu dan aku masih terdiam menatap Aufa yang
kini tidur-tiduran di tikar, melamun.
“Dicoba
sekali lagi, Fa. Sekaliii lagi.”
Aufa
menengok.
“Sekali aja.”
Ia terdiam
sejenak. Tanpa kuduga-duga, ia membaca doa itu, tersendat-sendat.
“Robbighfirli..wa
liwaalidayya..warhamhumaa kamaa robbayanii soghiroo.”
Aku tertegun. Dia berhasil menghafal doanya,
tidak ada masalah. Mungkin agak berlebihan, tapi aku benar-benar terharu
mendengarnya.
Aufa
sendiri terheran-heran dengan doa yang barusan dilantunkannya, ia tidak mengira
akan berhasil menghafalkan doa tersebut. Matanya berbinar-binar. Aku
menyerahkan hapeku kepadanya, dan membiarkannya bermain game dengan muka yang
berseri-seri. Dia bahkan mengajak teman-temannya untuk bermain bersamanya
dengan wajah yang sangat manis.
Sore
itu, aku melihat wajah Aufa yang benar-benar ceria.
beratnya hidup sebagai petani
Makanan orang Indonesia tidak pernah
lepas dari yang namanya nasi. yaa nasi nasi yang itu berasal dari olahan padi
menjadi beras yang dimasak hingga jadilah nasi. Pernahkah kalian sebelum makan
bersyukur dulu karena kalian tidak harus berkerja sebagai petani dulu untuk
memakan sesuap nasi? . Mungkin kalian berkuasa atas limpahan uang yang dimiliki
saat ini. tapi apakah uang yang selama ini kalian kumpulkan bisa kalian makan
langsung? Kan juga tidak. Maka dari itu syukurilah rezeki yang ada, serta
berterima kasihlah kepada petani dengan cara tidak membuang Cuma-Cuma sisa
makanan yang kita makan sehari-hari. Di bawah ini akan saya jelaskan kepada
kalian betapa beratnya kerja sebagai petani, yang mungkin bermanfaat bagi kita
semua untuk bisa lebih bersyukur dan tidak kufur nikmat yang telah di berikan
Allah SWT di dunia ini.
Bersyurlah kalian tidak pernah
diharuskan memanen padi dulu sebelum memakan nasi putih. Apa kalian pernah
merasakan lelahnya para petani memanen padi untuk dijadikan sebutir beras?.
Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah merasakan, tapi bagi yang belum?
Bagaimana? . yaa ini akan kita bahas bagaimana sulitnya para petani memanen
padi untuk dijadikan sebutir beras. Menurut perhitungan saya sendiri,
keuntungan dari para petani padi itu tidak sebanding lurus dengan kerja keras
mereka selama ini. Mengapa?, ya jika kalian berpikir tenaga serta uang yang
mereka keluarkan itu juga tidak sedikit. Dari yang itu ngarit, bayar pekerja,
sampai menggilingnya menjadi beras, itu belum termasuk luka serta bahaya
lainnya jika mereka sedang memanen saat di sawah. Di sawah mereka harus siap
gatal, siap lelah, siap terkena binatang berbahaya yang ada di sawah.
Dari sini mungkin kalian hanya
bisa membayangkan, tapi kalian tak akan bisa merasakan betapa susahnya
perjuangan para petani untuk membuat beras demi makan kalian sehari-hari. Di
sini akan saya ceritakan pengalaman saat membantu kakek saya memanen di sawah,
yaa mungkin hanya sehari saya dapat membantu mbah saya, dikarenakan hanya bisa
perpulangan 1 hari saat dirumah. Jadi, selayaknya cucu yang berbakti
kepada mbahnya maka saya mau tidak mau
harus membantu mbah saya ke sawah. Ini pengalaman saya saat di sawah.
1.
Tulang punggung sakit (boyokkan) dan lutut linu
Ini tantangan pertama bagi para petani padi di sawah saat
ingin memanen. Mereka harus jongkok atau merunduk untuk memotong padi
dikumpulkan menjadi tumpukan padi supaya
padi nanti tinggal di angkat ke pusat penggilingan. Ini anda harus tahan lelah,
telaten, serta konsentrasi. Karena mengapa? Karena, jika tidak konsentrasi saat
memotong bisa-bisa jari kita menjadi korban sayatan arit.
2.
Gatal-gatal yang luar biasa
Mengapa saya bilang begitu?. Ya karena, saat saya mengangkat
padi yang sudah dipotong tadi unuk dibawa kepusat penggilingan, badan ini
sangat gatal, khususnya di bagian leher. Rasa gatal dari manen padi itu
masyaAllah luar biasa gatalnya, susah untuk menghilangkannya dalam sekejap.
Bahkan, saat sudah di rumah atau 2-3 hari setelah manen, masih terasa rasa
gatalnya. Dan iu tidak boleh di garuk, karena jika digaruk itu malah menjadi
luka.
3.
Berhadapan dengan hewan predator.
Ya bertemu hewan predator. Walaupun hewan-hewan di sawah itu
kecil-kecil teman, tapi ya ampun hewan-hewan predatornya sangat mengerikan.
Contoh saja tomcat dan pitak. Mungkin teman-teman semua sudah tau tomcat, tomcat
tidak menyengat atau menggigit. Cairan hemolimf yang terdapat di dalam badan
(kecuali sayap) kumbang ini mengandungi racun sentuhan hewan yang paling
berbisa di dunia. Toksin ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24 H43 O9 N)
dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 12x lebih mematikan dari bisa
ular kobra. (- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/03/21/18914-tomcat-si-mungil-yang-mengandung-racun-berbahaya.html#sthash.DLm8Xmdj.dpuf)
4.
Kulit menjadi tambah eksotis
Ya tidak bisa dipungkiri lagi. Orang yang sering ke sawah
itu kulitnya tambah eksotis, yak arena orang yang sering ke sawah itu harus
berhadapan langsung dengan panasnya terik matahari. Ya gak salah jika kulit
para petani Indonesia itu kulitnya pada eksotis semua, jadi idaman kulit orang
eropa dan amerika. Jadi buat para pembaca yang ingin menjadikan kulitnya eksotis
maka bertanilah di sawah dari pagi sampe sore hari.
Naaaaah, itu tadi tantangan kita saat memanen padi di
sawah. Yang di atas itu baru membahas saat memanen padi di sawah, belum saat
menanam dan merawatnya. Menanam padi juga melelahkan, apalagi saat kita
merawatnya itu juga membutuhkan tenaga yang besar, dari yang kita harus
mengangkut mesin air, menunggu sawah, serta hal-hal yang melelahkan lainnya
yang mungkin belum di rasakan oleh orang lain selain petani. Ya tidak semua
bekerja sebagai petani itu merugikan, ada juga pengalaman yang gak pernah
dirasakan orang biasa selain petani. Contohnya ini
1.
Makan di sawah itu lebih nikmat
Entah kenapa kalau kita makan atau sarapan di sawah itu
lebih nikmat, mungkin dari tempatnya yang gak bakalan bisa di bandingin dengan
tempat lain.
2.
Terhindar dari sakit
Ya banyak riset membuktikan kalau para petani itu jarang
sakit. Itu menandakan bahwa tubuh petani kebal terhadap penyakit, ya mungkin
karena kerja mereka yang ikhlas untuk memberikan beras terbaik bagi masyarakat.
Maka dari itu petani di berikan kesehatan oleh Allah SWT untuk tetap fit
berkerja.
3.
Tubuh yang proporsional dan kuat
Ini juga termasuk keuntungan menjadi petani yaitu kuat dan
tubuh ideal. Menurut saya sendiri petani yang gemuk itu bisa di itung dengan jari,
ya sangat jarang petani yang gemuk. Jadi buat para pembaca yang ingin diet atau
mengolah tubuh menjadi ideal itu ya cobalah menjadi petani. Selain itu tubuh
juga kuat, mungkin karena sering berkerja keras menjadi kebiasaan yang lumrah
sehingga tubuh menjadi kuat dengan sendirinya.
4.
Belajar bersyukur
Ya, menjadi petani mengajarkan kita untuk bersyukur.
Bersyukur dalam arti tidak protes dengan yang dipunyai serta tidak haus harta.
Dibandingkan para pejabat di gedung pemerintahan sana dengan petani, kejadian
korupsi itu hanya ada di gedung pemerintahan dan mungkin di sector pertanian
itu jarang bahkan hampir tidak ada yang namanya korupsi.
5.
Belajar untuk menjadi orang yang susah
Ada yang bilang “jika ingin sukses
itu harus belajar dulu kerasnya hidup di dunia, baru bisa kita nikmati hasilnya
di akhir” . ya mungkin itu bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak
bermalas-malasan di dunia serta belajar kerasnya hidup di dunia ini, supaya
tidak kaget jika kita di masadepan jatuh miskin. Kita sudah punya bekal bahwa
kita dulu berawal dari bawah dan kita siap untuk bangkit kembali. Hidup itu
keras kawan “jika kita tidak menginjak, maka kita sendiri yang akan
diinjak-injak oleh penjahat berijazah di atas sana” itu prinsip saya. Maka dari
itu siapkan diri untuk menginjak-injak penjahat berijazah atau biasa disebut
preman Negara alias koruptor.
Semoga bermanfaat
kawan sekaligus pembaca_
Thursday, August 20, 2015
cara mengatasi titik jenuh
Apa itu titik jenuh?
Hampir semua orang pernah merasakan yang namanya titik jenuh.
Titik jenuh adalah dimana orang tersebut sudah berada di puncak kebosanan di
dalam kehidupannya, dia akan merasa hidup yang dia jalani itu sangat jenuh
sekali, ibarat dia hanya mengualang ulang pekerjaan kemarin di kerjakan hari
ini,
makan nasi atau buah dulu?
Kita mungkin
bertanya-tanya, apa yang lebih baik antara makan nasi dulu atau buah dulu dan
juga mafaatnya apa?. Inilah yang akan saya bahas di sini.
Suara Hati Rakyat Kecil
Rodhi TS
Mereka bilang Negara ini sudah merdeka
Tapi mengapa kami masih sengsara.
Mereka bilang Negara ini kaya
Tapi mengapa kami tak bahagia
.
Subscribe to:
Posts (Atom)