Tuesday, June 14, 2016

di balik asaku


apa guna rasa khawatirku jika itu hanya akan menyudutkanku apa guna rasa cemburuku jika itu hanya membuat tangis orang disekitarku apalagi yang menangis orang yang penting bagiku berikan aku yang terbaik ya Allah terbaik untuk mememndam rasa terlalu ini terhadap fitrah rasa yang mudah di sembunyikan disaat yang darurat jangab biarkan sikapku ini hanya akan membuat luka luka yang terus menerus dimasalah yang sama terus saja aku berusaha tapi apa daya tetap saja aku tak bisa menyembunyikan rasa takut ini padanya aku disini masih merasa sendiri dan masih tak kuasa masih adakah secercah harapan di balik asa? atau memmang setiap masalah harus diimbangi dengan tangis? atau apakah kisah ini yang memang teralu tragis? aku tak peduli mau itu tragis, pelik atau sadis aku hanya akan berusaha sebisaku sampai waktu ini habis tak peduli seberapa besar besar halangan yang yang melintang juga tak peduli apa-apa didepan yang meenghadang aku hanya punya satu tekad untuk melakukan dengan tenang dan yakin bahwa aku yang pantas untuk menang tolong sadarkan aku dan dia untuk mencintai tanpa bimbang jangan hadapkan padaku lagi dengan cobaaan orang yang datang dan biarkan aku sekarang bebas untuk menikmati manisnya kehidupan


Monday, May 9, 2016

Misteri nama RODHI THORIQ SAJID




Bagi yang bertanya-tanya apa arti nama saya, disini akan saya jelaskan arti dan sejarah nama saya sendiri. Sejarah dari nama saya sendiri itu jika di artikan perkata adalah :

RODHI = ridho/keridhoan, atau di dalam Al qur’an yang artinya ikhlas

THORIQ = jalan/perjalanan malam, atau makna tersirat lain di dalam Al qur’an itu berarti cahaya yang menerangi pada malam hari (bintang, bulan, dll)

SAJID =  dalam Al qur’an yang artinya sujud/bersujud.

Jika ketiga kata tersebut digabungkan akan menjadi :
Keikhlasan di jalan sujud. Sedikit nyambung tetapi tidak bisa menjelaskan apa arti sebenarnya nama rodhi thoriq sajid. Dan ini yang akan saya bahas di sini.

Jadi waktu tahun 1998 ibu saya di amanahi oleh pamannya untuk menjaga ke-5 anaknya, dikarenakan paman dari ibu saya waktu itu sedang naik haji. Bukan main, ke-5 anak itu rata-rata masih pada balita bahkan anak ke-5 atau anak bungsu paman ibu saya itu umurnya baru 1 tahun, ditambah ibu saya ditahun dan ditempat yang sama masih mengandung anak calon pemimpin bangsa (Aamiin ya rabbalamiin) , ya itulah saya yang sedang di kandung oleh ibu saya. Bisa anda bayangkan bagaimana repotnya seorang ibu yang mengandung di tambah harus mengurus 5 anak lagi amanah dari pamannya? Ya buktinya adalah ibu saya sendiri yang pernah merasakannya.

Cerita berlanjut saat ibu saya mulai mendekati hari lahirnya calon pemimpin bangsa ini yaitu saya sendiri. Saat itu dikisahkan saat saya ingin lahir ke dunia ini, 4 orang anak paman saya yang di amanahi ke ibu saya pada sakit semua, yang tidak hanya anak terkhir yang saat itu baru berumur kurang dari 1 tahun. Jadi kerepotan bertambah saat ibu saya sudah mendekati hari untuk melahirkan saya.  Belum sampai disitu saja, ternyata saat itu antibodi ibu saya mulai menurun dan saat itu juga ibu saya terkena penyakit DBD (demam berdarah) padahal sedang mengandung saya pada waktu itu.

Berlanjut saat detik-detik mulai keluarnya calon pemimpin bangsa ke dunia ini, ibu saya tak juga kunjung sembuh, serta 4 orang anak pamanya yang masih sakit. Bapak saya pun mau tidak mau harus lebih repot lagi. Karena beliau harus mengurus istrinya yang sedang mengandung calon pemimpin bangsa serta juga mengurus 4 orang anak paman ibu saya yang sedang sakit juga bayi yang baru berumur kurang dari 1 tahun.  Jadi waktu itu dikisahkan ibu saya sudah berada di rumah sakit bidan bu mul. Susternya menyarankan ibu saya untuk melahirkan dengan cara caesarean, memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk ibu saya bisa melahirkan melahirkan saya dengan cara normal, ini dikarenakan sudah terlalu lemas karena sakit DBD. Tetapi saat bidan bu mul datang, dia yakin bahwa ibu saya masih bisa melahirkan dengan cara normal tidak harus menggunakan cara caesarean.

Drama mulai terjadi saat detik-detik calon pemimpin bangsa ini ingin keluar ke dunia ini, ini terjadi hari kamis sekitar jam 11.30 malam WIB, yaaa bisa dibilang lahir pada malam jum’at. Karena bu mul menjelaskan kalau persentase keselamatan antara ibu dan anak tidak sampai 100%. Saat itu bapak saya harus mencoba untuk ikhlas, terus sholat dan berdo’a untuk meminta yang terbaik dari-Nya. Ibu saya melihat dari kamar salin, kalau bapak saya tidak henti-hentinya sujud untuk memminta perlindungan. Akhirnya saat saya keluar, ternyata saya dan ibu saya selamat dan sehat semua. Dari situ bapak saya menangis dan langsung sujud syukur di tempat.

Dari cerita tersebut, dapat di ambil kesimpulan kalau nama RODHI THORIQ SAJID artinya adalah:

RODHI = ikhlas
Jadi bapak saya memang dari awal sudah mengikhlaskan saya untuk ada di dunia dari awal atau malah sebaliknya. Mungkin dibalik dari adanya saya lahir di dunia ini bertujuan untuk perubahan bangsa ini menuju harapan yang lebih baik. Maka dari itu Allah SWT juga ridho dan ikhlas jika saya di lahirkan di dunia ini dan masih hingga saat ini, tinggal menunggu saja kapan saya bisa membuktikan kalau anak yang lahir dari kesulitan lahirnya, bisa membuat bangsa ini mengguncang dunia walaupun itu sulit, dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita do’akan saja semoga anak ini bisa sesuai dengan cita-citanya, yaitu membuat bangsa ini mengguncang dunia agar tidak diremehkan lagi oleh bangsa lain, serta bisa membuat bangsa ini maju seperti zaman sahabat kekhalifahan rasulullah SAW.

THORIQ = perjalanan malam
Maksud dari perjalanan malam ini, karena saat saya muncul kedunia ini adalah pada malam hari. sekitar beberapa menit ingin masuk ke hari jum’at, maka dari itu diberi nama thoriq. Serta ini juga sebagai arti cahaya yang muncul pada malam hari karena saya anak pertama yang itu pasti orang tua punya harapan lebih kepada anak pertama juga pasti anak pertama mempunyai tempat tersendiri di hati para orang tua.  Jadi bagi anak pertama jangan pernah mengecewakan harapan orang tua. Jadilah panutan bagi adik-adiknya, supaya kedepan adik-adiknya menjadi termotivasi untuk melakukan hal yang lebih besar dari kakaknya. Terus berkarya buat anak pertama, jangan pernah mau kalah dengan kemalasan, ingat adik-adikmu melihat kamu sebagai tolak ukur perjalanan hidupnya.

SAJID = sujud
Sajid yang berarti sujud. makna tersiratnya mungkin mengartikan kalau harapan orang tua itu berharap kalau anaknya terus patuh terhadap Allah SWT, orang tua, serta peraturan yang ada. Yaa itu mengartikan bahwasanya kalau saya di harapkan untuk terus menjauhi segala larangan-Nya juga tetap menjaga diri untuk tetap patuh kepada Allah SWT. Jadi bagi para pembaca, tetaplah berpegangeguh terhadap akidah kalian, jangan sampai kalian rela melepas akidah kalian demi gemerlapnya dunia. Bersabarlah, kelak kita akan bahagia selamanya di akhirat bersama orang-orang yang kita cintai, maka dari itu bersabarlah. Hidup di dunia ini tidak lama kawan, kita hanya sebrntar di dunia ini, selebihnya kalian akan memilih untuk tinggal di syurga atau di neraka.
Jadi itu semua arti dari nama saya sendiri, yang sekarang mungkin bukan menjadi misteri lagi karena sudah saya jelaskan sejarahnya hingga sampai ke akar-akar.


Semoga bermanfaat kawan sekaligus pembaca_  

Sunday, April 10, 2016

fauzan ahyar : Doa Aufa

Doa Aufa
karya: Fauzan Ahyar

                Hari ini tidak kalah ramai dari kemarin. Sudah biasa, anak-anak kecil membludak di masjid setiap sore hari bulan Romadhon untuk TPA. Aku berada ditengah-tengah mereka, membimbing dan mendidik mereka sebagaimana mestinya.
                Anak-anak tidak terlalu terkesan dengan caraku berkomunikasi dengan mereka. Mungkin karena aku juga tidak terlalu menyukai anak-anak. Terlebih lagi aku mengampu anak kelas 3 SD, dan mereka selalu bosan setiap kali aku mengajar, sehingga mereka lebih memilih untuk lari-larian bersama teman-temannya.
                “Sekarang kita akan belajar tentang sholat, ada yang tau sholat ada berapa?” ujarku lantang.
                “Limaaaa..,” jawab mereka.
                “Mamat, sebutkan satu persatu!”
                “Shubuh, Dzuhur, …”
                Mataku tidak fokus menyimak apa yang dikatakan Mamat, ekor mataku terganggu oleh suara seorang anak yang berlarian. Benar saja, anak itu lagi.
                “Aufa, sini duduk! Apa susahnya sih duduk yang anteng, ndengerin!”
                Aufa merengut. Dia salah satu anak yang paling menyebalkan karena nggak pernah memperhatikan penjelasanku. Dia duduk paling banter hanya dua menit, sebelum akhirnya kembali berlarian. Dan yang lebih mengesalkan lagi, dia memprovokasi teman-temannya untuk ikut berlarian.
                Aku pernah mendengar kalau anak yang nakal biasanya hanya ingin mencari perhatian dari orang lain. Mereka mau belajar, hanya saja kita harus tau cara belajar yang nyaman untuknya. Aku mendengus, apanya yang mau belajar, sudah bagus kalau dia mau duduk tenang. Mendengarkan.
                “Tuh kan nggak didengerin,” Mamat mendengus.
                Aku tertegun, “eh iya, iya, dilanjutin.”
                Justru si Aufa yang nyeletuk, “haha, nggak bisa ngelanjutin ya?”
                Kujewer telinga Aufa, “daritadi main-main terus, emang kamu bisa?”
                Aufa meringis sambil mengelak, “lha aku bosen. Eh mas, main game hape aja dong.”
                Ingin rasanya kujewer telinganya lebih kencang, tapi dia sudah meloloskan diri dari radius tanganku yang akan menjewernya.
                Aku geleng-geleng kepala, “sekarang kita hafalan doa aja yaa. Siapa yang sudah hafal doa untuk kedua orang tuaa?”
                Hampir semua anak mengacungkan tangan, kecuali tiga anak, yang tentunya ada Aufa diantara mereka. Aku berhasil menarik tangannya sebelum dia berhasil bangun untuk lari-larian lagi. “yang sudah hafal setoran sama Mas Zaki ya, kamu tetep disini, tak ajarin doanya.” Kataku sambil menatap tajam mata Aufa.
                Aufa merengut lagi, “halah mas, mas, mending maen hape aja kayak kemaren.” Aku melotot,  aku benar-benar menyesal kenapa kemarin aku mengajak mereka bermain hape.
                “Gini aja, kamu tak ajarin doa untuk kedua orangtua, kalo bisa hafal tak kasih hapenya ke kamu, maen sepuasnya sampe adzan maghrib. Gimana?”
                Aufa tidak menjawab, tapi ekspresinya sedikit berubah. Tanpa basa-basi, aku menuntunnya membaca doa untuk kedua orang tua itu kata per kata. Dia hanya menirukan tanpa semangat. Mungkin dalam benaknya ia hanya ingin bermain hape, tidak ada yang lain.
                “Robbighfirli, robbighfirli, robbighfirli, ulang sepuluh kali.”
                Aufa hanya menirukan saja. Aku tidak peduli, terus kutuntun dia membaca doa itu, kata per kata.
                “Wa liwaalidayya, wa liwaalidayya, ulang juga sepuluh kali.”
 Ia tidak menolak, ia mengikuti setiap kata yang kubaca. Tanpa kuduga, ia bisa melafalkannya lebih baik dari teman-temannya, walau belum hafal sepenuhnya.
                “Udah aja mas, bosen!” Aufa menarik tangannya dari genggamanku, lalu tiduran. Mungkin dia lelah berlarian. Aku benar-benar kesal, kukira dia sudah mau belajar. Tapi aku tidak menunjukkan kekesalanku padanya, karena aku tahu ia akan menjadi lebih liar dari sebelumnya apabila aku menegurnya. Aku hampir kehabisan ide untuk mengajar anak ini.
                “Kalo hari ini kamu hafal, dan besok masih hafal doa ini, tak kasih lima ribu deh, gimana?” ujarku putus asa. Tiba-tiba dia bangun, setuju.
                Dasar anak-anaaaak!
                Aku mendengus dalam hati, kalau setiap hari harus diiming-imingi seperti ini, bisa dipastikan aku sudah bangkrut total di hari terakhir TPA. Tapi untungnya kali ini dia lebih serius menghafal. Tapi konsentrasinya buyar saat teman-temannya mengganggunya.
                “Halah, Faaa, sok-sokan banget pake hafalan doa segala.”
                Aufa kesal, tapi anehnya, dia tidak membalas perkataan mereka. Teman-temannya heran, aku juga heran.
                “Nggak usah didengerin, fokus hafalan aja.” Aku mencoba mengajaknya untuk fokus kembali. Aufa juga mencoba untuk mengulangi hafalannya, mengabaikan teman-temannya. Tapi yang mengejek-nya tidak hanya satu dua orang, membuatnya kesal dan dia benar-benar berhenti.
                “Udah lah mas, nggak bakalan hafal juga.” Kata Aufa pesimis.
                “Besok kukasih lima ribu, lho.” Ujarku mengiming-iminginya. Dia tetap tidak bergeming, diam seribu bahasa. Aku terus membujuknya untuk mengulang hafalannya sekali lagi, tapi dia tetap diam. Kesal.
                Aku ikut terdiam. Beberapa menit berlalu dan aku masih terdiam menatap Aufa yang kini tidur-tiduran di tikar, melamun.
                “Dicoba sekali lagi, Fa. Sekaliii lagi.”
                Aufa menengok.
“Sekali aja.”
Ia terdiam sejenak. Tanpa kuduga-duga, ia membaca doa itu, tersendat-sendat.
Robbighfirli..wa liwaalidayya..warhamhumaa kamaa robbayanii soghiroo.”
                Aku tertegun. Dia berhasil menghafal doanya, tidak ada masalah. Mungkin agak berlebihan, tapi aku benar-benar terharu mendengarnya.
                Aufa sendiri terheran-heran dengan doa yang barusan dilantunkannya, ia tidak mengira akan berhasil menghafalkan doa tersebut. Matanya berbinar-binar. Aku menyerahkan hapeku kepadanya, dan membiarkannya bermain game dengan muka yang berseri-seri. Dia bahkan mengajak teman-temannya untuk bermain bersamanya dengan wajah yang sangat manis.
                Sore itu, aku melihat wajah Aufa yang benar-benar ceria.              

                 

beratnya hidup sebagai petani


Makanan orang Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya nasi. yaa nasi nasi yang itu berasal dari olahan padi menjadi beras yang dimasak hingga jadilah nasi. Pernahkah kalian sebelum makan bersyukur dulu karena kalian tidak harus berkerja sebagai petani dulu untuk memakan sesuap nasi? . Mungkin kalian berkuasa atas limpahan uang yang dimiliki saat ini. tapi apakah uang yang selama ini kalian kumpulkan bisa kalian makan langsung? Kan juga tidak. Maka dari itu syukurilah rezeki yang ada, serta berterima kasihlah kepada petani dengan cara tidak membuang Cuma-Cuma sisa makanan yang kita makan sehari-hari. Di bawah ini akan saya jelaskan kepada kalian betapa beratnya kerja sebagai petani, yang mungkin bermanfaat bagi kita semua untuk bisa lebih bersyukur dan tidak kufur nikmat yang telah di berikan Allah SWT di dunia ini.
Bersyurlah kalian tidak pernah diharuskan memanen padi dulu sebelum memakan nasi putih. Apa kalian pernah merasakan lelahnya para petani memanen padi untuk dijadikan sebutir beras?. Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah merasakan, tapi bagi yang belum? Bagaimana? . yaa ini akan kita bahas bagaimana sulitnya para petani memanen padi untuk dijadikan sebutir beras. Menurut perhitungan saya sendiri, keuntungan dari para petani padi itu tidak sebanding lurus dengan kerja keras mereka selama ini. Mengapa?, ya jika kalian berpikir tenaga serta uang yang mereka keluarkan itu juga tidak sedikit. Dari yang itu ngarit, bayar pekerja, sampai menggilingnya menjadi beras, itu belum termasuk luka serta bahaya lainnya jika mereka sedang memanen saat di sawah. Di sawah mereka harus siap gatal, siap lelah, siap terkena binatang berbahaya yang ada di sawah.
Dari sini mungkin kalian hanya bisa membayangkan, tapi kalian tak akan bisa merasakan betapa susahnya perjuangan para petani untuk membuat beras demi makan kalian sehari-hari. Di sini akan saya ceritakan pengalaman saat membantu kakek saya memanen di sawah, yaa mungkin hanya sehari saya dapat membantu mbah saya, dikarenakan hanya bisa perpulangan 1 hari saat dirumah. Jadi, selayaknya cucu yang berbakti kepada  mbahnya maka saya mau tidak mau harus membantu mbah saya ke sawah. Ini pengalaman saya saat di sawah.
1.       Tulang punggung sakit (boyokkan) dan lutut linu
Ini tantangan pertama bagi para petani padi di sawah saat ingin memanen. Mereka harus jongkok atau merunduk untuk memotong padi dikumpulkan menjadi  tumpukan padi supaya padi nanti tinggal di angkat ke pusat penggilingan. Ini anda harus tahan lelah, telaten, serta konsentrasi. Karena mengapa? Karena, jika tidak konsentrasi saat memotong bisa-bisa jari kita menjadi korban sayatan arit.
2.       Gatal-gatal yang luar biasa
Mengapa saya bilang begitu?. Ya karena, saat saya mengangkat padi yang sudah dipotong tadi unuk dibawa kepusat penggilingan, badan ini sangat gatal, khususnya di bagian leher. Rasa gatal dari manen padi itu masyaAllah luar biasa gatalnya, susah untuk menghilangkannya dalam sekejap. Bahkan, saat sudah di rumah atau 2-3 hari setelah manen, masih terasa rasa gatalnya. Dan iu tidak boleh di garuk, karena jika digaruk itu malah menjadi luka.
3.       Berhadapan dengan hewan predator.
Ya bertemu hewan predator. Walaupun hewan-hewan di sawah itu kecil-kecil teman, tapi ya ampun hewan-hewan predatornya sangat mengerikan. Contoh saja tomcat dan pitak. Mungkin teman-teman semua sudah tau tomcat, tomcat tidak menyengat atau menggigit. Cairan hemolimf yang terdapat di dalam badan (kecuali sayap) kumbang ini mengandungi racun sentuhan hewan yang paling berbisa di dunia. Toksin ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24 H43 O9 N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 12x lebih mematikan dari bisa ular kobra. (- See more at: http://www.arrahmah.com/read/2012/03/21/18914-tomcat-si-mungil-yang-mengandung-racun-berbahaya.html#sthash.DLm8Xmdj.dpuf)
4.       Kulit menjadi tambah eksotis
Ya tidak bisa dipungkiri lagi. Orang yang sering ke sawah itu kulitnya tambah eksotis, yak arena orang yang sering ke sawah itu harus berhadapan langsung dengan panasnya terik matahari. Ya gak salah jika kulit para petani Indonesia itu kulitnya pada eksotis semua, jadi idaman kulit orang eropa dan amerika. Jadi buat para pembaca yang ingin menjadikan kulitnya eksotis maka bertanilah di sawah dari pagi sampe sore hari.
Naaaaah,  itu tadi tantangan kita saat memanen padi di sawah. Yang di atas itu baru membahas saat memanen padi di sawah, belum saat menanam dan merawatnya. Menanam padi juga melelahkan, apalagi saat kita merawatnya itu juga membutuhkan tenaga yang besar, dari yang kita harus mengangkut mesin air, menunggu sawah, serta hal-hal yang melelahkan lainnya yang mungkin belum di rasakan oleh orang lain selain petani. Ya tidak semua bekerja sebagai petani itu merugikan, ada juga pengalaman yang gak pernah dirasakan orang biasa selain petani. Contohnya ini

1.       Makan di sawah itu lebih nikmat
Entah kenapa kalau kita makan atau sarapan di sawah itu lebih nikmat, mungkin dari tempatnya yang gak bakalan bisa di bandingin dengan tempat lain.
2.       Terhindar dari sakit
Ya banyak riset membuktikan kalau para petani itu jarang sakit. Itu menandakan bahwa tubuh petani kebal terhadap penyakit, ya mungkin karena kerja mereka yang ikhlas untuk memberikan beras terbaik bagi masyarakat. Maka dari itu petani di berikan kesehatan oleh Allah SWT untuk tetap fit berkerja.
3.       Tubuh yang proporsional dan kuat
Ini juga termasuk keuntungan menjadi petani yaitu kuat dan tubuh ideal. Menurut saya sendiri petani yang gemuk itu bisa di itung dengan jari, ya sangat jarang petani yang gemuk. Jadi buat para pembaca yang ingin diet atau mengolah tubuh menjadi ideal itu ya cobalah menjadi petani. Selain itu tubuh juga kuat, mungkin karena sering berkerja keras menjadi kebiasaan yang lumrah sehingga tubuh menjadi kuat dengan sendirinya.
4.       Belajar bersyukur
Ya, menjadi petani mengajarkan kita untuk bersyukur. Bersyukur dalam arti tidak protes dengan yang dipunyai serta tidak haus harta. Dibandingkan para pejabat di gedung pemerintahan sana dengan petani, kejadian korupsi itu hanya ada di gedung pemerintahan dan mungkin di sector pertanian itu jarang bahkan hampir tidak ada yang namanya korupsi.
5.       Belajar untuk menjadi orang yang susah
Ada yang bilang “jika ingin sukses itu harus belajar dulu kerasnya hidup di dunia, baru bisa kita nikmati hasilnya di akhir” . ya mungkin itu bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak bermalas-malasan di dunia serta belajar kerasnya hidup di dunia ini, supaya tidak kaget jika kita di masadepan jatuh miskin. Kita sudah punya bekal bahwa kita dulu berawal dari bawah dan kita siap untuk bangkit kembali. Hidup itu keras kawan “jika kita tidak menginjak, maka kita sendiri yang akan diinjak-injak oleh penjahat berijazah di atas sana” itu prinsip saya. Maka dari itu siapkan diri untuk menginjak-injak penjahat berijazah atau biasa disebut preman Negara alias koruptor.

 Semoga bermanfaat kawan sekaligus pembaca_

Thursday, August 20, 2015

cara mengatasi titik jenuh

 Apa itu titik jenuh?
Hampir semua orang pernah merasakan yang namanya titik jenuh. Titik jenuh adalah dimana orang tersebut sudah berada di puncak kebosanan di dalam kehidupannya, dia akan merasa hidup yang dia jalani itu sangat jenuh sekali, ibarat dia hanya mengualang ulang pekerjaan kemarin di kerjakan hari ini,

makan nasi atau buah dulu?


Kita mungkin bertanya-tanya, apa yang lebih baik antara makan nasi dulu atau buah dulu dan juga mafaatnya apa?. Inilah yang akan saya bahas di sini.

Suara Hati Rakyat Kecil

Rodhi TS

Mereka bilang Negara ini sudah merdeka
Tapi mengapa kami masih sengsara.
Mereka bilang Negara ini kaya
Tapi mengapa kami tak bahagia .